Selamat Datang di Nara Kata Media

Sajian Sastra, Budaya, dan Pemikiran Kritis

Bahaya Memelihara Kucing di Rumah, Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Tahu


Memelihara kucing memang menyenangkan. Hewan berbulu ini lucu, manja, dan bisa jadi teman setia di rumah. 

Namun, di balik kelucuannya, ada beberapa bahaya yang perlu diperhatikan jika kamu memelihara kucing. 

Artikel ini akan membahas berbagai risiko memelihara kucing di rumah, lengkap dengan penjelasan ilmiahnya.

Bulu Kucing Bisa Menempel dan Terhirup ke Tubuh

Kucing memiliki bulu halus yang mudah rontok. Bulu-bulu ini bisa menempel di sofa, karpet, atau pakaian, bahkan ikut terhirup saat kamu bernapas.

Secara ilmiah, bulu kucing bukan hanya bulu itu sendiri yang berbahaya, melainkan protein bernama Fel d 1 yang terdapat pada air liur dan kulit kucing. Saat kucing menjilat tubuhnya, protein ini menempel di bulu, lalu beterbangan di udara. 

Menurut penelitian dari American College of Allergy, Asthma, and Immunology, paparan protein Fel d 1 dapat memicu reaksi alergi, bersin, sesak napas, hingga asma pada orang yang sensitif.

Berak di Sembarang Tempat Bisa Memicu Virus dan Parasit

Kucing dikenal suka menggali tanah atau pasir untuk buang kotoran. Namun jika tidak dilatih dengan baik, kucing bisa berak di sembarang tempat, bahkan di dalam rumah. 

Masalahnya, kotoran kucing bisa membawa Toxoplasma gondii, parasit yang berbahaya bagi manusia.

Menurut jurnal Clinical Microbiology Reviews, infeksi toxoplasma dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama pada ibu hamil karena bisa mengganggu perkembangan janin. 

Selain itu, kotoran kucing juga bisa menjadi sarang bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella yang dapat menginfeksi manusia.

Kucing Bisa Melukai dengan Kuku dan Taringnya

Meski terlihat jinak, kucing tetaplah hewan dengan naluri predator. Kuku dan taring mereka tajam, dan bila merasa terancam, kucing bisa menyerang. Luka cakaran atau gigitan kucing bukan sekadar luka biasa.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), luka gigitan kucing berpotensi menularkan Cat Scratch Disease (CSD) yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae

Gejalanya bisa berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, hingga infeksi serius jika tidak ditangani.

Menjatuhkan Benda Pecah Belah di Rumah

Kucing terkenal aktif dan suka melompat ke meja atau rak. Perilaku ini bisa membuat barang-barang di rumah, terutama yang berbahan kaca atau keramik, mudah jatuh dan pecah.

Selain merugikan secara material, pecahan kaca bisa berbahaya bagi penghuni rumah karena dapat menyebabkan luka. 

Jadi, jika memelihara kucing, perlu pengaturan rumah yang lebih aman agar barang-barang berharga tidak mudah dirusak.

Ikan dan Daging Jadi Kurang Aman

Kucing memiliki naluri berburu yang kuat. Jika kamu meletakkan ikan segar atau daging di dapur tanpa penutup, ada kemungkinan kucing akan mencurinya atau mencakar-cakar makanan tersebut.

Selain merugikan karena makanan jadi tidak bisa dikonsumsi, hal ini juga berbahaya secara kesehatan. Kucing bisa membawa bakteri dari mulut atau cakarnya ke makanan. 

Dalam Journal of Veterinary Science, disebutkan bahwa bakteri dari hewan peliharaan bisa berpindah ke makanan manusia dan meningkatkan risiko penyakit zoonosis.

***

Memelihara kucing memang menyenangkan, tetapi juga punya risiko yang tidak boleh diabaikan. 

Dari bulu yang bisa memicu alergi, kotoran yang berbahaya, hingga risiko luka dan kerugian materi, semua ini perlu menjadi pertimbangan sebelum memutuskan memelihara kucing di rumah.

Jika tetap ingin memelihara, pastikan kamu menjaga kebersihan rumah, melatih kucing menggunakan litter box, rutin memeriksakan kesehatan kucing ke dokter hewan, dan menjaga makanan tetap aman. 

Dengan begitu, risiko bahaya memelihara kucing bisa diminimalisir, dan kamu tetap bisa menikmati kehadiran si manja dengan tenang.

Posting Komentar untuk "Bahaya Memelihara Kucing di Rumah, Fakta Ilmiah yang Perlu Kamu Tahu"