Pernah Gagal, Muhammadiyah Akan Mendirikan Bank Lagi?
Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, kembali menarik perhatian publik dengan peluncuran Bank Syariah Matahari pada Juni 2025.
Langkah strategis ini menandai babak baru dalam membangun kemandirian ekonomi umat melalui sistem perbankan syariah.
Pada awal 2000-an, Muhammadiyah sempat mengelola Bank Persyarikatan Indonesia (BPI) setelah mengakuisisi Bank Swansarindo. Harapannya, BPI menjadi motor keuangan persyarikatan.
Namun, terbatasnya pengalaman dan modal membuat bank ini akhirnya dilepas ke Bank Bukopin dan menjadi Bukopin Syariah.
Kegagalan ini menjadi pelajaran mahal yang membuat Muhammadiyah lebih cermat dan terstruktur dalam membangun lembaga keuangan syariah di masa kini.
Bank Syariah Matahari hadir dari transformasi BPR Matahari Artadaya milik UHAMKA, menjadi Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) dengan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dukungan penuh dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjadi dasar penguatan ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan memberdayakan.
PP Muhammadiyah bahkan mengimbau seluruh amal usaha, organisasi otonom, dan individu warga persyarikatan untuk menggunakan Bank Syariah Matahari sebagai lembaga transaksi utama mereka.
Berbeda dengan pendekatan masa lalu yang terburu-buru mendirikan bank umum, Muhammadiyah kini fokus memperkuat jaringan 10–17 BPRS di berbagai daerah.
OJK juga mendorong konsolidasi BPRS Muhammadiyah menjadi satu kekuatan yang stabil, efisien, dan berdaya saing.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menyatakan bahwa pendirian Bank Umum Syariah (BUS) belum menjadi prioritas karena membutuhkan modal besar (minimal Rp10 triliun) serta kesiapan SDM dan infrastruktur.
Perbandingan BPI dan Inisiatif Baru
Berikut perbedaan mendasar antara pengalaman BPI dan langkah baru melalui Bank Syariah Matahari:
Aspek | BPI (2002) | Bank Syariah Matahari & Konsolidasi BPRS |
---|---|---|
Bentuk Awal | Bank umum dari bank konvensional | BPRS, lalu konsolidasi sebelum BUS |
Strategi | Akuisisi langsung | Pertumbuhan bertahap dari bawah |
Modal | Terbatas, jadi kendala | Modal BUS kini minimal Rp10 triliun |
Tata Kelola | Pusat, dengan SDM minim | Kolaboratif antar-BPRS dan amal usaha |
Fokus Syariah | Transformasi dari konvensional | Syariah sejak awal |
PP Muhammadiyah telah menerbitkan surat resmi agar semua unsur organisasi memindahkan aktivitas keuangan kelembagaan—mulai dari tabungan, giro, hingga deposito—ke Bank Syariah Matahari.
Harapannya, kekuatan kolektif persyarikatan bisa memperkuat bank ini sebagai lembaga keuangan syariah pilihan utama umat.
Langkah Muhammadiyah melalui Bank Syariah Matahari bukan sekadar pendirian bank baru, melainkan bagian dari strategi jangka panjang menuju kemandirian ekonomi umat.
Belajar dari pengalaman BPI dan menempuh jalur konsolidatif lewat BPRS, Muhammadiyah sedang membangun landasan kokoh untuk masa depan perbankan syariah yang profesional, inklusif, dan berkelanjutan.
Posting Komentar untuk "Pernah Gagal, Muhammadiyah Akan Mendirikan Bank Lagi?"
Posting Komentar