Selamat Datang di Nara Kata Media

Sajian Sastra, Budaya, dan Pemikiran Kritis

Suhu di Pulau Jawa Lebih Dingin Pada Bulan Juni dan Juli, Ini Penjelasan Lengkapnya

Fenomena Bediding, Cuaca Dingin di Jawa Bukan Karena Aphelion, Ini Penjelasan BMKG


Jawa, 12 Juli 2025 — Cuaca dingin yang melanda Pulau Jawa sejak awal Juli 2025 memicu banyak pertanyaan masyarakat. 

Dari Yogyakarta hingga dataran tinggi Dieng, suhu udara terasa lebih menusuk, bahkan saat pagi menjelang siang. 

Banyak warga menyebut fenomena ini sebagai bediding, sebuah istilah lokal untuk udara sangat dingin di musim kemarau.

Namun, menurut penjelasan BMKG, penyebab cuaca dingin ini bukan karena fenomena aphelion, yaitu saat Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.

Apakah Aphelion Menyebabkan Udara Dingin?

Awal Juli memang menandai waktu aphelion, di mana jarak Bumi ke Matahari mencapai sekitar 152 juta kilometer. Namun, jarak ini hanya berbeda sekitar 2–3 juta kilometer dari rata-rata, dan tidak berdampak besar terhadap suhu di wilayah tropis seperti Indonesia.

Jadi, meski terdengar logis, aphelion bukan penyebab suhu dingin di Jawa.

BMKG Ungkap Penyebab Sebenarnya, Angin Monsun Australia

Menurut BMKG, penyebab utama suhu rendah ini adalah angin musim timur dari Australia atau Monsun Australia

Angin ini membawa udara dingin dan kering dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Saat angin ini melintasi wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa dan Bali, suhu turun signifikan terutama pada malam hingga pagi hari.

Langit Cerah Mempercepat Pendinginan

Tak hanya angin dari selatan, kondisi langit malam yang cerah tanpa awan juga memperparah pendinginan. Ketika tidak ada awan, panas bumi yang terkumpul pada siang hari langsung hilang ke atmosfer saat malam tiba. Ini menyebabkan suhu permukaan turun drastis.

Fenomena ini umum terjadi saat musim kemarau dan disebut sebagai pendinginan radiasi.

Suhu Turun Drastis di Sejumlah Wilayah

BMKG mencatat penurunan suhu minimum di banyak kota di Jawa:

  • Yogyakarta, Malang, dan Mataram: suhu minimum antara 16–18°C
  • Dieng dan Salatiga (dataran tinggi): bisa menyentuh 11–13°C
  • Beberapa titik di Bali dan NTB juga mengalami cuaca serupa

Suhu ini 2–4°C lebih rendah dibandingkan rata-rata suhu bulan sebelumnya.

Bediding dan Embun Es, Fenomena Musiman yang Khas

Bagi warga Jawa Tengah dan Jawa Timur, suhu dingin seperti ini biasa disebut bediding atau mbediding. Di kawasan pegunungan seperti Dieng, suhu ekstrem ini bahkan menimbulkan embun es (embun upas) yang terlihat seperti salju tipis di pagi hari.

Fenomena ini terjadi karena suhu permukaan tanah turun hingga di bawah titik embun, menyebabkan uap air membeku.

Bagaimana Respons Masyarakat?

Cuaca dingin ini disambut beragam oleh masyarakat. Banyak warga:

  • Menggunakan pakaian hangat atau selimut tebal
  • Menghindari aktivitas di luar rumah saat dini hari
  • Mengonsumsi minuman hangat seperti wedang jahe

Bagi kalangan wisatawan, fenomena embun es di Dieng justru menjadi daya tarik. Banyak yang datang ke sana untuk merasakan nuansa "musim dingin" ala tropis.

Apakah Ini Berbahaya?

Secara umum, fenomena bediding tidak berbahaya, namun tetap perlu diwaspadai. BMKG mengimbau warga untuk:

  • Menjaga daya tahan tubuh
  • Menghindari paparan udara dingin berlebihan
  • Memastikan anak-anak dan lansia tetap hangat

Cuaca dingin juga dapat memicu serangan penyakit pernapasan, terutama di kelompok rentan.

Cuaca dingin di Jawa pada Juli 2025 adalah fenomena alamiah tahunan yang sering terjadi saat puncak musim kemarau. Bukan karena aphelion, tapi karena angin Monsun Australia dan langit cerah yang mempercepat pendinginan malam hari.

Fenomena seperti bediding dan embun es adalah ciri khas musim kemarau di dataran tinggi. Masyarakat disarankan tetap menjaga kesehatan dan menikmati momen unik ini secara bijak.


Kata Kunci SEO: cuaca dingin di jawa, fenomena bediding, embun es di dieng, suhu rendah juli 2025, angin monsun australia, penyebab cuaca dingin indonesia, aphelion tidak pengaruhi suhu, berita cuaca juli 2025

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), laporan warga, dan media lokal.

Posting Komentar untuk "Suhu di Pulau Jawa Lebih Dingin Pada Bulan Juni dan Juli, Ini Penjelasan Lengkapnya"