Siswa SMKN 1 Kademangan Blitar Jadi Korban Penganiayaan, Orang Tua Kecewa Sekolah Dinilai Lepas Tangan
Blitar, 9 Oktober 2025 – Kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang siswa SMKN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar, menyita perhatian publik setelah keluarga korban menilai pihak sekolah tidak bersikap tegas terhadap pelaku.
Peristiwa ini terjadi usai acara Dies Natalis sekolah pada Kamis, 18 September 2025, dan pertama kali dilaporkan oleh Radio Andika.
Korban bernama Dava, siswa SMKN 1 Kademangan, diduga dianiaya oleh kakak kelasnya berinisial Firman. Akibat pemukulan itu, Dava mengalami luka serius di bagian wajah dan retak pada tulang hidung.
Menurut keterangan Bu Isti, ibu korban yang merupakan warga Kecamatan Kademangan, dirinya menerima telepon dari pihak sekolah sekitar pukul 10.00 WIB.
Ia diminta segera datang ke sekolah karena anaknya terluka parah dan telah dibawa ke puskesmas.
“Dava cerita, dia dipukul kakak kelasnya. Saya sempat tanya apakah Dava mulai duluan, ternyata tidak. Dokter bilang hidungnya retak dan harus CT Scan,” ujarnya.
Saat itu, pihak sekolah sempat menyatakan siap bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Namun, keesokan harinya ketika Bu Isti datang ke sekolah untuk menemui Firman, pelaku mengakui perbuatannya dan meminta maaf secara langsung. Firman juga menyatakan siap bertanggung jawab penuh.
Sayangnya, setelah Dava menjalani perawatan dan operasi di rumah sakit, pihak keluarga menilai sekolah tidak menunjukkan kepedulian.
“Selama anak saya di rumah sakit, tidak ada satu pun pihak sekolah yang datang menjenguk,” kata Bu Isti.
Pada Senin, 22 September, salah satu guru sempat menghubungi keluarga melalui pesan WhatsApp untuk menjenguk Dava bersama Firman.
Namun, saat kunjungan tersebut, keluarga Firman tidak hadir dengan alasan orang tuanya sedang di luar kota. Sekolah hanya menyambungkan Bu Isti dengan ibu Firman melalui sambungan telepon.
“Waktu saya tanya tanggung jawabnya bagaimana, ibunya malah marah-marah, menuduh Dava yang mulai duluan. Padahal anaknya sendiri, Firman, sudah mengaku bersalah,” tutur Bu Isti dengan nada kecewa.
Tidak mendapat kejelasan dari pihak sekolah maupun keluarga pelaku, keluarga akhirnya melapor ke Polsek Lodoyo Barat pada 24 September 2025. Namun laporan tersebut disebut tidak mendapat tanggapan baik.
“Bukan dibantu, kami malah dimarahi petugas piket karena dianggap terlambat melapor,” kata Ayah Dava, yang turut mendampingi anaknya saat membuat laporan.
Keluarga kemudian melanjutkan laporan ke Polres Blitar, dan mendapat sambutan positif. Petugas di Polres menyatakan akan segera memanggil saksi-saksi dan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Kasus ini menimbulkan sorotan publik, terutama terkait sikap sekolah yang dinilai tidak tegas dalam menangani kekerasan di lingkungan pendidikan.
Sejumlah warga sekitar berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Jika pihak sekolah tidak bersikap tegas, sekolah menjadi tempat yang kurang aman. Siswa bisa takut untuk bersekolah di sana ke depannya,” ujar seorang warga Kademangan yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak SMKN 1 Kademangan Blitar terkait perkembangan kasus maupun langkah disiplin terhadap pelaku.
Keluarga Dava berharap proses hukum berjalan adil dan memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan di lingkungan sekolah.
“Kami hanya ingin anak kami mendapat keadilan dan kejadian seperti ini tidak terulang ke siswa lain,” tutup Bu Isti.
Posting Komentar untuk "Siswa SMKN 1 Kademangan Blitar Jadi Korban Penganiayaan, Orang Tua Kecewa Sekolah Dinilai Lepas Tangan"
Posting Komentar