Selamat Datang di Nara Kata Media

Sajian Sastra, Budaya, dan Pemikiran Kritis

Bahasa Ngapak, Dialek Jawa Tertua yang Menolak Feodalisme


Bahasa Ngapak atau yang juga dikenal sebagai Bahasa Jawa Banyumasan merupakan salah satu dialek bahasa Jawa yang dianggap paling tua dan paling mendekati bentuk asli bahasa Jawa Kuno (Kawi)

Dialek ini masih digunakan secara aktif oleh masyarakat di wilayah eks-Karesidenan Banyumas seperti Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga, serta sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian selatan.

Menurut berbagai sumber sejarah, dialek Ngapak adalah satu-satunya varian bahasa Jawa yang tetap menjaga kemurnian struktur dan pelafalan dari bahasa Jawa Kuno. 

Hal ini menjadikannya tidak hanya unik secara linguistik, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya yang kuat di wilayah Banyumasan.

Asal-Usul Sejarah Bahasa Ngapak

Dialek Ngapak diyakini berkembang langsung dari Bahasa Jawa Kuno (Kawi) yang digunakan sejak abad ke-6 hingga abad ke-12 Masehi. 

Pada masa ini, bahasa tersebut dikenal sebagai Bahasa Jawadwipa dan digunakan dalam berbagai prasasti dan karya sastra klasik. 

Seiring berjalannya waktu, khususnya pada abad ke-13 hingga ke-15, bahasa ini memasuki era Jawa Pertengahan dan terus berevolusi menjadi bahasa Jawa baru sekitar abad ke-16 hingga ke-19.

Namun berbeda dengan dialek Jawa lain yang banyak mengalami perubahan akibat pengaruh budaya keraton dan sistem feodal, Bahasa Ngapak justru tetap mempertahankan struktur dan kosakata lamanya, menjadikannya sebagai bentuk konservatif dari bahasa Jawa asli.

Salah satu keunikan utama dari dialek Ngapak adalah pelafalan yang jelas dan tegas:

  • Vokal “a” tetap dibaca “a”, bukan berubah menjadi “o” seperti pada dialek Jawa Timur.
  • Konsonan seperti ‘h’, ‘g’, ‘w’, dan ‘y’ diucapkan dengan mantap dan tidak melemah.
  • Bahasa ini tidak mengenal pelafalan “ngambang” atau terlalu lunak, melainkan langsung, keras, dan terus terang.

Keunikan ini membuat bahasa Ngapak terdengar lebih hidup dan penuh semangat, sangat kontras jika dibandingkan dengan bahasa Jawa standar dari Yogyakarta atau Surakarta yang lebih lembut dan penuh tingkat kesopanan formal.

Yang paling mencolok dari Bahasa Ngapak adalah tidak adanya tingkatan bahasa seperti ngoko, madya, dan krama yang menjadi ciri khas bahasa Jawa standar. Ini mencerminkan semangat kesetaraan yang menjadi karakter masyarakat Banyumasan. 

Dalam praktiknya, semua orang diperlakukan setara, tanpa melihat status sosial, jabatan, atau usia.

Menurut sejumlah sejarawan, sistem bahasa berlapis ini merupakan hasil dari pengaruh budaya keraton dan sistem feodal yang berkembang di wilayah Mataraman (Surakarta-Yogyakarta). 

Sementara itu, masyarakat Ngapak menolak struktur tersebut dan memilih tetap menggunakan gaya bahasa langsung yang tidak berbelit-belit.

Identitas Budaya Masyarakat Banyumasan

Penggunaan bahasa Ngapak bukan hanya sebagai sarana komunikasi, tapi juga menjadi identitas budaya masyarakat Banyumas

Ciri khas masyarakat Banyumasan yang dikenal lugas, jujur, dan terbuka sejalan dengan karakter bahasanya yang tidak mengenal basa-basi dan kepalsuan.

Bahasa Ngapak pun kini makin dihargai dan mendapat tempat dalam dunia digital. Banyak konten kreator, pelawak, dan seniman dari Banyumas yang dengan bangga menggunakan dialek ini sebagai media ekspresi mereka.

Bahasa Jawa modern saat ini berkembang dalam tiga fase utama:

  • Jawa Kuno (6–12 Masehi)
  • Jawa Pertengahan (13–15 Masehi)
  • Jawa Baru (16 Masehi–sekarang)

Dalam konteks ini, Bahasa Ngapak dianggap sebagai pewaris langsung bahasa Jawa Kuno, sementara dialek lain seperti Jawa Wetan dan Mataraman mengalami banyak perubahan akibat interaksi dengan budaya istana dan kebijakan kolonial.

Penggunaan dan pelestariannya menjadi penting bukan hanya untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap homogenisasi budaya yang terjadi akibat dominasi satu dialek atas yang lain.


Sumber Referensi:

  1. Detik Jateng - Benarkah Ngapak Adalah Asal-usul Bahasa Jawa?
  2. Wikipedia - Bahasa Jawa Banyumasan
  3. Good News From Indonesia - Sejarah Bahasa Ngapak
  4. Kompas - Asal-usul Orang Banyumas dan Bahasa Ngapak
  5. Harapan Rakyat - Bahasa Ngapak Melawan Feodalisme


Posting Komentar untuk "Bahasa Ngapak, Dialek Jawa Tertua yang Menolak Feodalisme"